Rabu, 18 Mei 2016

Movie Review: Film Criminal (2016): Nonton Bareng Bareng Anak Kostan

Seminggu yang lalu Ibu Kost ngajakin anak-anak untuk nonton bareng di 21 Lippo Plaza Bogor (yang dulu namanya Ekalokasari Plaza). Beliau beli tiket nggak hanya untuk AADC2 yang memang lagi pengen ditonton, tapi juga untuk film Criminal. Karena aku udah nonton AADC2, jadi aku memilih untuk nonton Criminal deh.

Film ini dibintangi oleh Kevin Costner, Ryan Reynolds, Gary Oldman, Tommy Lee Jones, dan Gal Gadot yang cantik banget itu. Ceritanya ditulis oleh Douglas Cook dan David Weisberg. Sementara sutradara untuk film ini adalah Ariel Vromen. Kalau Ryan Reynolds, di sini justru ngga terlalu krusial perannya. Karena main cast-nya memang Kevin Costner. Kalau ngikutin filmnya Ryenolds, kalian masih ingat kan sama film dia sebelumnya, yaitu Self/Less. Mirip sih ceritanya, tentang transfer memori otak dari satu orang ke orang lain. Kalau di Self/Less dia jadi resipien, sementara di Criminal dia jadi donor.

Film yang berdurasi 113 menit ini dimulai ketika seorang agen CIA yang berbasis di London bernama Bill Pope (Ryan Reynolds) mau ketemuan sama The Dutchman (Michael Pitt), seorang hacker yang menciptakan program untuk membajak seluruh komputer yang punya kode untuk peluncuran senjata nuklir di seluruh dunia. The Duthcman ini minta tebusan US $ 10 juta (kalau ngga salah) dan paspor dll. supaya dia bisa hidup bebas. Dia udah ditempatkan di safe house. Nah pas mau ketemuan, si Pope ini keburu dibunuh sama Xavier Heimdahl, seorang yang awalnya industrialis tapi kemudian menjadi anarkis yang pengen ngancurin seluruh pemerintahan di dunia. Tujuannya apa? Ya supaya dia tau di mana The Dutchman disembunyikan, dia dapet program, dan bisa ngancurin negara sesuka hatinya. Dan ternyata, Pope lebih memilih mati dibandingkan harus membocorkan rahasia.

Karena keberadaan The Dutchman ini penting banget, supervisornya si Pope, Quaker Wells (Gary Oldman) pengen ngulik isi otaknya Pope. Akhirnya, dengan bantuan seorang ahli neuroscience bernama Dr. Mahal Franks (Tommy Lee Jones), memorinya Pope bisa dipindahkan ke otak seorang sociopath bernama Jericho Stewart (Kevin Costner). Kenapa harus ke Jericho? Jadi ceritanya dia punya trauma masa kecil, yang mengakibatkan lobus frontal otaknya tidak dapat berkembang dengan baik, yang pada kasus ini menjadi “wadah” yang sempurna untuk menampung isi otaknya Pope. Prosedur berhasil, Jericho yang sebelumnya ngga bisa merasakan emosi apa pun, bunuh-bunuh orang kayak yang enteng banget karena ngga bisa bedain benar-salah, live the life with no rules deh, nah semenjak operasi akhirnya hidupnya berubah, dengan misi CIA yang harus selesai, bukan karena program superbahayanya The Duthcman, tapi juga istri dan anak Pope yang harus disa selamatkan.

Keseruan film dimulai dari sini. Aku sukaaaaa banget sama aktingnya Costner di sini. Adegan berantemnya, otak kriminalnya tuh terasa banget, dramanya juga tetep dapet. He really got into his character! Tapi ternyata banyak kritik negatifnya lho. Kalau lihat Rotten Tomatoes, ternyata film ini cuma dapet rating 31% dari total 99 suara. Emang sih, kalian yang nonton pasti berpikir: kok gini sih? Kok kayak lagi nonton Bourne sih? Lah itu kenapa polisinya nggak fokus nangkep penjahatnya aja? Lah ini si Wells kok nyebelin banget sih? Ini apa banget sih actingnya Gary Oldman? Jadi memang banyak bagian yang bikin film ini kelihatan janggalnya. Banyak plot yang missed. Tapi saudara-saudara, di balik cerita yang janggal, penonton masih bisa cuci mata karena Gal Gadotnya, ya Tuhaaaan… cantik banget! Tiap dia nongol, aku selalu berpikir, dia tuh kenapa bisa sempurna banget ya fisiknya?


Well, biarpun banyak kritik negatif, aku nggak nyesel sih nonton film ini. Terima kasih, Ibu Kost! J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar