Selasa, 16 Agustus 2016

Movie Review: Jason Bourne

Dua minggu yang lalu aku ketemu Santo di Bandung. Dan seperti biasa, saat kita ketemuan sebulan sekali ini, agendanya ngga pernah jauh-jauh dari makan dan nonton. Bulan lalu kami nonton film Precious Cargo di Botani Square, tapi karena ngga sempet ngeblog dan sekarang udah lupa-lupa ingat sama ceritanya, kita skip aja yaa... Hahaha…

Jadi minggu itu di XXI Ciwalk kita berdua nonton Jason Bourne, sekuel ke-5 dari film seri Bourne. Film ini menceritakan tentang Jason Bourne (Matt Damon) yang udah 10 tahun bebas dari agensi yang telah melatih dan membentuknya untuk menjadi senjata pembunuh. Sementara itu, Direktur CIA Robert Dewey (Tommy Lee Jones), berusaha untuk memburu Bourne guna menutupi seluruh jejak kejahatannya dari publik dan pemerintah. Seorang agen bernama Heather Lee (Alicia Vikander) ditugaskan untuk menangkap Bourne. Makin masuk ke kasus ini, Lee sadar bahwa pemburuan Bourne ngga hanya tentang Project Treadstone aja. Terus apa dong?

Bourne adalah suatu film berseri yang diangkat dari 12 novel karangan Robert Ludlum dan Eric Van Lustbader. Dari sejumlah novel tersebut, sudah ada empat judul yang difilmkan. Matt Damon sudah membintangi tiga film pertamanya, yaitu The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004), dan The Bourne Ultimatum (2007). Sementara seri keempat film ini, The Bourne Legacy (2012) dibintangi oleh Jeremy Renner sebagai lead role. Pada sebuah interview, Damon pernah bilang kalau dia ngga mau main sebagai Bourne lagi kalau misalnya Paul Greengrass ngga jadi sutradaranya. Btw Paul udah nyutradarain film Bourne yang pertama dan ketiga. Jadi ya udah deh, akhirnya film kelima Bourne ini disutradarai oleh Paul dengan Matt Damon kembali berperan sebagai Jason Bourne. Reunian. :)

Terus Reviewnya gimana?
Kalau kalian ngikutin franchise ini, pasti ngamatin kan kalau matt Damon sekarang walaupun udah mulai kelihatan kerut-kerut di wajahnya, tapi masih kelihatan yahuud dan fit to his character, Jason Bourne we all know and love.

Film yang berdurasi 123 menit ini memiliki plot yang jelas, walaupun maju-mundur, I think it wouldn’t be confusing. Cara ngambil gambarnya masih seperti film sebelumnya, kadang cepet banget, kadang kameranya kayak goyang (atau ini emang gayanya Paul Greengrass?). Di menit-menit pertama aku sempat ngantuk banget, tapi lama-lama kebawa suasana juga. Walaupun ceritanya Bourne udah kembali ingatannya, tapi dia masih harus memecahkan teka-teki, seperti apakah ayahnya terkait dengan operasi Tradstone? Bagaimana ayahnya meninggal?

Walaupun storyline-nya bisa dibilang biasa aja (kalau ngga boleh dibilang weak), namun adegan action yang ditayangkan cukup intense and pumping blood as ever. Kalau dibandingkan dengan triloginya Damon sebelumnya, di sini dia kelihatan agak kurang lean sih. I don’t know, maybe it really better not to remember those earlier trilogy, or even compared it with Renner’s. Adegan yang paling aku sukai adalah saat kejar-kejaran pakai mobil. Rasanya ngilu banget nontonnya. Hehe… Tapi tetep sih, pas nonton aku mikirnya “why don’t you just keep moving forward, instead of ngurusin Treadstone/Blackbiar/hacker or anything?” hahaha….

Seperti prequelnya, di sini kalian juga akan menemukan agen CIA cantik yang percaya kalau Bourne adalah a good guy. Di film ini muncul agen CIA wanita yang baru bernama Heather Lee, yang diperankan oleh Alicia Vikander, si cantik yang pernah kita lihat kemampuan aktingnya dalam film The Danish Girl. Dan kayak di film sebelumnya, cewek yang bantuin Bourne ujung-ujungnya bakalan mati, dalam hal ini Nicolette Parsons (Julia Stiles), former agent yang udah ada sejak di prequelnya.

Pokoknya, I was entertained by this movie. Ayo nonton mumpung filmnya masih tayang di bioskop!!