Kadang yang menurut kita
baik, belum tentu orang lain berpikir seperti itu. Hal yang menurut kita
becanda, bisa aja nyakitin orang lain. Aku yang judes gini pasti juga sering
bikin orang lain ngga nyaman. Sampe pernah ada yang ngaku benci padahal akunya ngga
pernah merasa bermasalah sama dia. Semoga sudah dimaafkan yaa...
We don't see things as
they are, we see them as we are. Makanya baper itu kadang perlu juga, supaya
kita bisa melihat dari kacamata orang lain. Apakah becandaan kita lucu atau
malah nyakitin hati teman? Apakah curhatan no mensyen di medsos bikin orang lain
(yang bukan target sebenarnya) ikut tersindir?
Belajar untuk berpikir
yang baik-baik, bicara yang baik-baik. Ngga usahlah sibuk ngurusin hidup orang
lain, we don't know what kind of life they've been through. Belajarlah untuk
support your friends, encourage them, bukan dengan menyampaikannya lewat
kalimat-kalimat sarkasme.
Dulu pembimbing S1
pernah ngingetin supaya hati-hati nulis status. Beliau bilang, "ada
hal-hal yang cukup disimpan untuk diri sendiri. Cukuplah spread your happiness,
ngga usah yang galau-galau diketahui seluruh dunia. cukup sampaikan itu ke
orang-orang terdekat yang memang care sama kita."
Dulu mikirnya: yailah Bu
lebay amaaaat, bikin status aja diatur, toh saya ngga nulis yang macem-macem
kok. sekarang mulai ngerti. Hal yang menurut kita biasa saja, bisa saja
diterima berbeda. Think before you speak.
Aneh ya.. Ini ngga lagi
sakit hati, ngga lagi nyindir orang, ngga lagi kangen, cuma nunggu gerimis di
LSI redaan, tapi yang keingetan di kepala justru beliau. Terima kasih ya, Ibu.