Selasa, 15 Desember 2015

Menunggu Hujan Reda

Kadang yang menurut kita baik, belum tentu orang lain berpikir seperti itu. Hal yang menurut kita becanda, bisa aja nyakitin orang lain. Aku yang judes gini pasti juga sering bikin orang lain ngga nyaman. Sampe pernah ada yang ngaku benci padahal akunya ngga pernah merasa bermasalah sama dia. Semoga sudah dimaafkan yaa...


We don't see things as they are, we see them as we are. Makanya baper itu kadang perlu juga, supaya kita bisa melihat dari kacamata orang lain. Apakah becandaan kita lucu atau malah nyakitin hati teman? Apakah curhatan no mensyen di medsos bikin orang lain (yang bukan target sebenarnya) ikut tersindir?
Belajar untuk berpikir yang baik-baik, bicara yang baik-baik. Ngga usahlah sibuk ngurusin hidup orang lain, we don't know what kind of life they've been through. Belajarlah untuk support your friends, encourage them, bukan dengan menyampaikannya lewat kalimat-kalimat sarkasme.


Dulu pembimbing S1 pernah ngingetin supaya hati-hati nulis status. Beliau bilang, "ada hal-hal yang cukup disimpan untuk diri sendiri. Cukuplah spread your happiness, ngga usah yang galau-galau diketahui seluruh dunia. cukup sampaikan itu ke orang-orang terdekat yang memang care sama kita."
Dulu mikirnya: yailah Bu lebay amaaaat, bikin status aja diatur, toh saya ngga nulis yang macem-macem kok. sekarang mulai ngerti. Hal yang menurut kita biasa saja, bisa saja diterima berbeda. Think before you speak.


Aneh ya.. Ini ngga lagi sakit hati, ngga lagi nyindir orang, ngga lagi kangen, cuma nunggu gerimis di LSI redaan, tapi yang keingetan di kepala justru beliau. Terima kasih ya, Ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar